Danau nyalo, danau duo dan danau lingkat merupakan beberapa  rangkaian danau yang berada di daerah kabupaten kerinci yakni di lempur  tengah. Sabtu 12 februari, Kerinci Birdwaching club (KBC) terdiri dari  saya, agung nugroho, yose chua dan pita melakukan perjalanan ke danau  nyalo ,duo dan danau lingkat bersama staf dari Balai Besar Taman  Nasional  Kerinci Seblat (BBTNKS) yang dikomandoi oleh pak najmudin,  andre, pera, ajenk, dian dan agit serta 2 orang sahabat alam yang  berasal dari salah satu KPA di Lempur Tengah yang menjadi navigator  perjalanan kali ini.
Pukul  07.00 WIB kita mulai bergerak dari sungai penuh ke lempur dan sampai di  lempur tengah sekitar pukul 09.15 WIB. Perjalanan dari kota hingga ke  daerah tujuan kali ini bisa dikatakan lumayan lama karena ada beberapa  situasi yang kita hadapi mulai dari pemberhentian di simpang jujun untuk  membeli bekal perjalanan hingga pemberhentian ditengah jalan dari lolo  menuju lempur dikarenakan ada proyek pelebaran jalan. Tapi syukurlah  kita tidak terlalu kesiangan walaupun sebenarnya sudah melewati target  awal.
sampai dilempur  kendaraan dititipkan ditempat pertambangan pasir. Dan petualangan  dimulai sekitar pukul 09.15 WIB dengan rute awal yakni danau nyalo yang  pada dasarnya lebih dekat dari titik start perjalanan dibandingkan  dengan danau duo. Perjalanan diawali dengan jalan tanah berpasir  disekitar pertambangan kemiringan 60-70derjad selanjutnya track yang  dilalui mendatar dan sedikit menanjak dengan view perkembungan penduduk.  20 menit berjalan cukup santai maka perjlanan dilanjutkan dengan  menurun hingga dasar danau yang berawa dikelilingi pandan-pandan yang  cukup banyak hingga sampai finish sekitar pukul 09.50 WIB. Berada di  danau nyalo ini kiranya kita memang harus berlapang dada karena tidak  adanya tempat bersantai untuk menikmati keindahan danau serta harus siap  untuk bertarung dengan lintah dan serangga-serangga kecil yang menjaga  danau mungil ini.
Danau  yang berada diketinggian 1000 mdpl dengan titik koordinata  S02derjad16,508'-E101derjad33,362' ini mempunyai banyak potensi  pelengkap keindahannya. Antara lain seperti ratusan burung belibis yang  berenang dan terbang berkoloni di sekitar danau, burung tangkar uli  Sumatra yang merupakan salah satu burung endemic Sumatra, burung merbah  dan beberapa satwa yang tidak bisa kita nikmati langsung keindahannya  hanya suara merdunya yang bisa didengar seperti siamang, burung rangkong  dan sebagainya. Selain itu didanau ini kita juga bisa menemukan  beberapa jenis anggrek dan salah satu tanaman yang dilindungi yakni  tanaman kantong semar.
Banyaknya  flora dan fauna yang bisa memanjakan diri untuk menyatu dengan alam  sekitar danau tentunya akan membuat betah jiwa-jiwa yang kesana walaupun  tidak bisa bersantai dengan lama dan bahkan harus bertarung dengan  lintah dan beberapa serangga kecil hingga harus merelakan diri untuk  basah melewati rawa-rawa nyalo. Banyak sekali hal menarik disini, salah  satunya yakni air danaunya. Air danau ini bila dilihat sekilas biasa  saja namun jika dilihat dengan penuh ketelitian air ini ternyata  warnanya agak kemerahan dan dari sinilah konon katanya nama nyalo  melekat untuk danau yang berdiameter lebih kurang 100 meter ini. Kata  nyalo mempunyai arti menyala, karena airnya kemerahan seakan menyala  itulah salah satu alasan dinamakan danau nyalo.
Kurang  dari setengah jam kami disana, sekitar pukul 10.10 WIB perjalanan  dilanjutkan ke danau duo. Track menuju danau duo ini cukup melelahkan.  Kami harus melewati jalan perkebunan warga yang telah ditinggalkan  selama 40 menit hingga akhirnya kami menemukan perjalanan setapak yang  menanjak dengan kemiringan 70-80derjad. tanjakan itu dilewati selama 2  jam lebih hingga mencapai top 1300 mdpl kita menukik turun ke ketinggian  1290mdpl kebibir danau duo. Sekitar pukul 12.00 WIB kita sampai di  danau duo.
Di danau duo  ini tidak banyak satwa yang kita temui atau didengar suara-suaranya,  mungkin karena sudah terlalu siang. Yang menarik dari danau duo ini  yakni sekeliling danau ditumbuhi oleh tanaman kulit manis yang ditanam  oleh warga setempat, selain itu kita juga bisa menikmati keindahan danau  dengan berakit ria, bagi teman-teman yang mau camping disini kiranya  bisa didirikan sekitar 10 sampai 15 tenda doom. Banyak teman-teman yang  bertanya kenapa danau ini disebut danau duo? Konon informasi yang  didengar katanya jika musim kemarau danau ini seakan berbatas dan tampak  menjadi dua danau, itulah sebabnya disebut danau duo. Kebetulan saat  kita berkunjung duo danau itu tidak keliahatan jadi yang dilihat hanya  satu danau.
Setelah  makan, berakit ria dan mengabadikan moment, sekitar pukul 14.15 WIB kita  berkemas untuk kembali pulang. Lutut kami diuji kembali kekuatannya  menuruni jalan yang tidak ada datarnya, dengan terik matahari yang  menyengat hingga guyuran peluhpun membasahi seluruh tubuh. Sepanjang  perjalanan rumput yang kering kerontang menggerahkan mata, debu-debu tak  bisa kami hindari. Sesekali suara rangkong menghibur dan tampak 2 ekor  elang melepas kepulangan kami. Perjalanan yang penuh perjuangan itu  akhirnya sampai juga diparkiran kendaraan sekitar pukul 16.15 WIB.  Dengan wajah yang lelah kami istirah sebentar melepas penat dan langsung  kembali pulang, namun sebelum pulang kami mampir sebentar ke danau  lingkat.
Danau lingkat  juga mempunyai keunikan sama dengan danau nyalo yakni pada airnya yang  bewarna hijau, berada pada ketinggian 1020 mdpl dengan titik koordinat  S2derjad16,098'-E101derjad32798' juga memiliki potensi yang menarik,  diantarnya sekeliling danau yang pepohonannya sangat rapat, disini kita  juga bisa berakit dan memancing ikan-ikan yang ada di danau ini. Selain  itu beberapa jenis burung juga bisa dijumpai disini diantaranya burung  srigunting hitam, kareo padi, belibis, elang, kicuit dan lain  sebagainya. Sesekali suara siamang bernyanyi dengan indahnya. Disini  juga terdapat tanaman kantong semar. 
Untuk  mencapai danau lingkat ini kita bisa langsung menggunakan kendaraan  hingga bibir danau, tidak seperti 2 danau yang kami lewati sebelumnya  harus hiking dulu untuk menikmati keindahan danau. Beberapa menit kami  disana dan Sekitar pukul 17.25 WIB kita kembali pulang ke sungai penuh.
Bagi teman-taman yang mau berpetualang menuju rangkaian 3 danau mungil ini, ada beberapa tips untuk kenyamanan perjalanan yakni:
- perjalanan yang singkat bukan berarti tanpa perlengkapan yang lengkap, diusahakan selalu membawa rain coat untuk jaga-jaga jika turun hujan, makanan dan air minum yang cukup, jangan lupa pakai pelindung kepala karena sepanjang perjalanan terik matahari akan langsung menyengat serta perlengkapan P3K.
- diusahakan mengenakan sepatu boot karena menuju bibir danau nyalo akan melewati rawa dengan tumbuhan pandan disekitarnya dan untuk jaga-jaga agar kaki tidak dicium lintah dan serangga kecil yang lumayan banyak.
- jika sampai finish danau nyalo diusahakan jangan banyak mengeluarkan suara, takutnya mengganggu koloni belibis berhabitat di danau ini yang cukup banyak.
- karena di danau nyalo dan lingkat ada tanaman yang dilindungi yakni kantong semar, maka bagi teman-teman yang datang ke danau ini jangan coba-coba untuk mencabutnya. :0).
- hal yang terpenting yakni jika ingin ke danau nyalo diusahakan ditemanai guite dari pemuda/masyarakat setempat karena rute perjalanan yang sudah tertutup.
- bagi teman-teman yang mau ke danau duo ada cara lain untuk menuju sana, yakni kita bisa menggunakan kendaraan off road karena jalannya sudah cukup bagus cuma dikhawatirakan jika mengendarai kendaraan biasa karena tanjakannya yang tajam dan lumayan licin bertanah. Jika kita mengendarai kendaraan hingga top kemudian turun sedikit kira-kira kurang dari 10 menit kita bisa langsung menikmati keindahan danau duo ini.(Fheni Singaro)

 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar