Minggu, 13 Februari 2011

RANGKAIAN 3 TANGGA DANAU DILEMPUR TENGAH

Danau nyalo, danau duo dan danau lingkat merupakan beberapa rangkaian danau yang berada di daerah kabupaten kerinci yakni di lempur tengah. Sabtu 12 februari, Kerinci Birdwaching club (KBC) terdiri dari saya, agung nugroho, yose chua dan pita melakukan perjalanan ke danau nyalo ,duo dan danau lingkat bersama staf dari Balai Besar Taman Nasional  Kerinci Seblat (BBTNKS) yang dikomandoi oleh pak najmudin, andre, pera, ajenk, dian dan agit serta 2 orang sahabat alam yang berasal dari salah satu KPA di Lempur Tengah yang menjadi navigator perjalanan kali ini.

Pukul 07.00 WIB kita mulai bergerak dari sungai penuh ke lempur dan sampai di lempur tengah sekitar pukul 09.15 WIB. Perjalanan dari kota hingga ke daerah tujuan kali ini bisa dikatakan lumayan lama karena ada beberapa situasi yang kita hadapi mulai dari pemberhentian di simpang jujun untuk membeli bekal perjalanan hingga pemberhentian ditengah jalan dari lolo menuju lempur dikarenakan ada proyek pelebaran jalan. Tapi syukurlah kita tidak terlalu kesiangan walaupun sebenarnya sudah melewati target awal.

sampai dilempur kendaraan dititipkan ditempat pertambangan pasir. Dan petualangan dimulai sekitar pukul 09.15 WIB dengan rute awal yakni danau nyalo yang pada dasarnya lebih dekat dari titik start perjalanan dibandingkan dengan danau duo. Perjalanan diawali dengan jalan tanah berpasir disekitar pertambangan kemiringan 60-70derjad selanjutnya track yang dilalui mendatar dan sedikit menanjak dengan view perkembungan penduduk. 20 menit berjalan cukup santai maka perjlanan dilanjutkan dengan menurun hingga dasar danau yang berawa dikelilingi pandan-pandan yang cukup banyak hingga sampai finish sekitar pukul 09.50 WIB. Berada di danau nyalo ini kiranya kita memang harus berlapang dada karena tidak adanya tempat bersantai untuk menikmati keindahan danau serta harus siap untuk bertarung dengan lintah dan serangga-serangga kecil yang menjaga danau mungil ini.

Danau yang berada diketinggian 1000 mdpl dengan titik koordinata S02derjad16,508'-E101derjad33,362' ini mempunyai banyak potensi pelengkap keindahannya. Antara lain seperti ratusan burung belibis yang berenang dan terbang berkoloni di sekitar danau, burung tangkar uli Sumatra yang merupakan salah satu burung endemic Sumatra, burung merbah dan beberapa satwa yang tidak bisa kita nikmati langsung keindahannya hanya suara merdunya yang bisa didengar seperti siamang, burung rangkong dan sebagainya. Selain itu didanau ini kita juga bisa menemukan beberapa jenis anggrek dan salah satu tanaman yang dilindungi yakni tanaman kantong semar.

Banyaknya flora dan fauna yang bisa memanjakan diri untuk menyatu dengan alam sekitar danau tentunya akan membuat betah jiwa-jiwa yang kesana walaupun tidak bisa bersantai dengan lama dan bahkan harus bertarung dengan lintah dan beberapa serangga kecil hingga harus merelakan diri untuk basah melewati rawa-rawa nyalo. Banyak sekali hal menarik disini, salah satunya yakni air danaunya. Air danau ini bila dilihat sekilas biasa saja namun jika dilihat dengan penuh ketelitian air ini ternyata warnanya agak kemerahan dan dari sinilah konon katanya nama nyalo melekat untuk danau yang berdiameter lebih kurang 100 meter ini. Kata nyalo mempunyai arti menyala, karena airnya kemerahan seakan menyala itulah salah satu alasan dinamakan danau nyalo.

Kurang dari setengah jam kami disana, sekitar pukul 10.10 WIB perjalanan dilanjutkan ke danau duo. Track menuju danau duo ini cukup melelahkan. Kami harus melewati jalan perkebunan warga yang telah ditinggalkan selama 40 menit hingga akhirnya kami menemukan perjalanan setapak yang menanjak dengan kemiringan 70-80derjad. tanjakan itu dilewati selama 2 jam lebih hingga mencapai top 1300 mdpl kita menukik turun ke ketinggian 1290mdpl kebibir danau duo. Sekitar pukul 12.00 WIB kita sampai di danau duo.

Di danau duo ini tidak banyak satwa yang kita temui atau didengar suara-suaranya, mungkin karena sudah terlalu siang. Yang menarik dari danau duo ini yakni sekeliling danau ditumbuhi oleh tanaman kulit manis yang ditanam oleh warga setempat, selain itu kita juga bisa menikmati keindahan danau dengan berakit ria, bagi teman-teman yang mau camping disini kiranya bisa didirikan sekitar 10 sampai 15 tenda doom. Banyak teman-teman yang bertanya kenapa danau ini disebut danau duo? Konon informasi yang didengar katanya jika musim kemarau danau ini seakan berbatas dan tampak menjadi dua danau, itulah sebabnya disebut danau duo. Kebetulan saat kita berkunjung duo danau itu tidak keliahatan jadi yang dilihat hanya satu danau.

Setelah makan, berakit ria dan mengabadikan moment, sekitar pukul 14.15 WIB kita berkemas untuk kembali pulang. Lutut kami diuji kembali kekuatannya menuruni jalan yang tidak ada datarnya, dengan terik matahari yang menyengat hingga guyuran peluhpun membasahi seluruh tubuh. Sepanjang perjalanan rumput yang kering kerontang menggerahkan mata, debu-debu tak bisa kami hindari. Sesekali suara rangkong menghibur dan tampak 2 ekor elang melepas kepulangan kami. Perjalanan yang penuh perjuangan itu akhirnya sampai juga diparkiran kendaraan sekitar pukul 16.15 WIB. Dengan wajah yang lelah kami istirah sebentar melepas penat dan langsung kembali pulang, namun sebelum pulang kami mampir sebentar ke danau lingkat.

Danau lingkat juga mempunyai keunikan sama dengan danau nyalo yakni pada airnya yang bewarna hijau, berada pada ketinggian 1020 mdpl dengan titik koordinat S2derjad16,098'-E101derjad32798' juga memiliki potensi yang menarik, diantarnya sekeliling danau yang pepohonannya sangat rapat, disini kita juga bisa berakit dan memancing ikan-ikan yang ada di danau ini. Selain itu beberapa jenis burung juga bisa dijumpai disini diantaranya burung srigunting hitam, kareo padi, belibis, elang, kicuit dan lain sebagainya. Sesekali suara siamang bernyanyi dengan indahnya. Disini juga terdapat tanaman kantong semar.

Untuk mencapai danau lingkat ini kita bisa langsung menggunakan kendaraan hingga bibir danau, tidak seperti 2 danau yang kami lewati sebelumnya harus hiking dulu untuk menikmati keindahan danau. Beberapa menit kami disana dan Sekitar pukul 17.25 WIB kita kembali pulang ke sungai penuh.

Bagi teman-taman yang mau berpetualang menuju rangkaian 3 danau mungil ini, ada beberapa tips untuk kenyamanan perjalanan yakni:

  1.  perjalanan yang singkat bukan berarti tanpa perlengkapan yang lengkap, diusahakan selalu membawa rain coat untuk jaga-jaga jika turun hujan, makanan dan air minum yang cukup, jangan lupa pakai pelindung kepala karena sepanjang perjalanan terik matahari akan langsung menyengat serta perlengkapan P3K.
  2.  diusahakan mengenakan sepatu boot karena menuju bibir danau nyalo akan melewati rawa dengan tumbuhan pandan disekitarnya dan untuk jaga-jaga agar kaki tidak dicium lintah dan serangga kecil yang lumayan banyak.
  3.  jika sampai finish danau nyalo diusahakan jangan banyak mengeluarkan suara, takutnya  mengganggu koloni belibis berhabitat di danau ini yang cukup banyak.
  4.  karena di danau nyalo dan lingkat ada tanaman yang dilindungi yakni kantong semar, maka bagi teman-teman yang datang ke danau ini jangan coba-coba untuk mencabutnya. :0).
  5.  hal yang terpenting yakni jika ingin ke danau nyalo diusahakan ditemanai guite dari pemuda/masyarakat setempat karena rute perjalanan yang sudah tertutup.
  6.  bagi teman-teman yang mau ke danau duo ada cara lain untuk menuju sana, yakni kita bisa menggunakan kendaraan off road karena jalannya sudah cukup bagus cuma dikhawatirakan jika mengendarai kendaraan biasa karena tanjakannya yang tajam dan lumayan licin bertanah. Jika kita mengendarai kendaraan hingga top kemudian turun sedikit kira-kira kurang dari 10 menit kita bisa langsung menikmati keindahan danau duo ini.(Fheni Singaro)
  7.